hujan mawar

Kamis, 16 April 2015

MISTERI KOTA POMPEII
(Kota yang Mengulang Sejarah Sodom & Gomoroh)

Kota POMPEII merupakan salah satu dari Situs Warisan UNESCO. Kota Pompeii juga merupakan salah satu objek wisata paling popular di Italia, yang mengundang hampir 2.500.000 pengunjung tiap tahunnya. Kota Pompeii hancur karena letusan gunung Vesuvius pada 24 agustus 79M. Debu letusan Gunung Vesuvius menimbun kota Pompeii dengan segala isinya sedalam beberapa kaki, hingga menyebabkan kota ini ‘hilang’ selama 1.600 tahun, sebelum akhirnya ditemukan kembali dengan tidak sengaja. Semenjak itu penggalian kembali kota ini memberikan pemandangan yang luar biasa rinci mengenai kehidupan sebuah kota di puncak kejayaan Kekaisaran Romawi.

SEJARAH KOTA POMPEII
Pompeii adalah sebuah kota zaman Romawi Kuno, yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada diwilayah Campania, Italia. Kota Pompeii didirikan sekitar abad ke-6 SM oleh orang-oranh Osci atau Oscan, yaitu suatu kelompok masyarakat di Italia tengah. Penduduk Pompeii telah dinyatakan sebagai penduduk yang maju, orang-orang yang penuh dengan senidan budaya arsitektur, serta penduduk yang sangat menikmati kepuasan jasmani. Saking cintanya akan seni, mereka memajangnya di rumah-rumah, taman dan bahkan di jalanan. Cerita kehidupan mereka telah menjadi cerita besar, mengenai bagaimana hidup dengan penuh suka cita, seolah-olah setiap hari adalah  hari terakhir anda.
Kota Pompeii adalah kota tujuan bagi kaum elite Romawi, dan banyak anggota kelas atas yang tinggal disana. Pompeii adalah kota yang sangat hidup, dan terbukti dari peninggalan mereka yang berlimpah. Kota yang penuh dengan tempat pemandian umum,yang dilukiskan dalam lukisan  yang masih utuh, dimana tempat pemandian tersebut dilukiskan penuh dengan laki-laki dan perempuan yang tidak mengenakan pakaian (alias telanjang). Dalam pemeriksaan jalan di kota Pompeii, dapat disimpulkan bahwa kota tersebut sangat terkenal dan sering dikunjungi oleh para wisatawan. Minum-minuman keras dan seks adalah hal yang biasa dan diterima sebagai hiburan di kota-kota kuno Pompeii dan Herculaneum.

LAVA VESUVIUS MENGUBUR KOTA POMPEII
          Para penduduk Pompeii telah lama terbiasa dengan getaran kecil, namun pada 5 februari 62 silam, terjadi gempa bumi maha hebat yang menimbulkan kerusakan cukup besar di sekitar teluk itu, khususnya kota Pompeii. Pada awal Agustus tahun 79, mata air dan sumur sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 agustus 79, dan menjadi semakin sering pada 4 hari berikutnya. Namun peringatan-peringatan itu tidak disadari orang, dan pada sore hari tanggal 24 agustu, sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu meluluhlantakan kota tersebut, mengubur Pompeii dan daerah-daerah lainnya. Kebetulan tanggal itu bertepatan dengan Vulcanalia,  perayaan dewa api Romawi. Letusan gunung Vesuvius yang keras pada 79 , mengutuk semua penduduk Pompeii untuk tetap membeku selamanya. Mereka semua disiram dengan abu dan batu yang jatuh dari langit. Tapi yang membunuh mereka semua adalah lava yang berkecepatan tinggi.

LENYAP SELAMA 16 ABAD
          Lapisan debu tebal menutupi dua buah kota yang lokasinya dekat dengan kaki gunung Vesuvius, sehingga dua kota ini menjadi hilang dan terlupakan. Kemudian kota Herculaneum ditemukan kembali pada 1738, dan Pompeii pada 1748. Sebenarnya, kota ini telah ditemukan kembali pada 1599 oleh seorang arsitek bernama fontana yang menggali sebuah jalan baru untuk sungai sarno. Namun setelah lebih dari 150 tahun, barulah sebuah upaya serius dilakukan untuk membebaskan kota ini dari timbunan tanah.
          Raja Charles VII dari Sililia sangat tertarik dengan temuan-temuan ini bahkan hingga ia diangkat menjadi Raja Spanyol. Giuseppe Fiorelli adalah orang yang menyarankan penggunaan teknik injeksi plester terhadap ruangan kosong dalam tubuh korban Vesuvius yang sudah hancur untuk membentuk kembali permukaan tubuh mereka secara sempurna. Ada teori tanpa bukri yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko (lukisan dinding) erotis selama penggalian yang dilakukannya. Namun karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu, ia mengubur fresko-fresko itu kembali. Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut pernah digali dan dikuburkan kembali.
          Setelah kota Pompeii ditemukan beserta seluruh penduduknya yang telah menjadi bongkahan batu, pemerintah pun menjadikan tempat tersebut sebagai objek wisata. Pembukaan jalur kereta api dari Napoli pada tahun 1839 menyebabkan jumlah wisatawan yang berkunjung makin meningkat dari waktu ke waktu.

MENGULANG SEJARAH  KAUM SODOM DAN GOMOROH
          Pemusnahan Pompeii dari muka bumi oleh bencana yang demikian dahsyat ini tentunya bukan tanpa maksud. Catatan sejarah menunjukan bahwa kota tersebut ternyata merupakan pusat KEMAKSIATAN dan KEMUNGKARAN. Kota tersebut dipenuhi sejumlah lokasi perzinahan atau prostitusi. Saking banyaknya..., hingga jumlah rumah-rumah pelacuran pun tidak diketahui secara pasti. Organ-organ kemaluan pria dengan ukuran asli digantung di pintu empat-tempat pelacuran tersebut. Menurut tradisi ini, yang berakar dari kepercayaan Mathric, organ-organ seksual dan hubungan seksual sepatutnay tidaklah tabu dan dilakukan di tempat tersembunyi, akan tetapi hendaknya dipertontonkan secara terbuka.
          Cinta adalah suatu topik pembicaraan umum di Pompeii. Perasaan gairah, pkehiduuisi cinta, seks, homoseksua, prostitusi dan sebagainya itu adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di Pompeii.konsep kata “percabulan” tampaknya tidak ada di kota itu. Cinta dan seks dianggap sebuah prakter kehidupan duniawi  seseorang, yang didorong oleh kedermawanan Venus. Lukisan erotis di banyak dinding kota adalah bukti tegas akan rakyat Pompeii yang vulgar soal cinta dan seks.
Lava gunung Vesuvius menghapuskan keseluruhan kota tersebut dari peta bumi dalam waktu sekejap. Yang paling menarik dari peristiwa ini adalah tak seorang pun mampu meloloskan diri dari keganasan letusan Vesuvius. Hampir bisa dipastikan bahwa semua penduduk yang ada di kota tersebut tidak mengetahui terjadinya bencana yang sangat cepat tersebut. Wajah mereka terlihat berseri-seri. Jasad dari satu keluarga yang sedang asyik menyantap makanan pun terawetkan pada detik tersebut. Banyak sekali pasangan-pasangan yang tubuhnya terawetkan berada pada posisi sedang melakukan persetubuhan.
Beberapa penduduk ditemukan ingin melarikan diri dari tempat tersebut, dengan cara berlindung sambil mencengkram barang berharga mereka, termasuk emas dan perak tersebut ditemukan tewas di ruang bawah tanah. Moral cerita ini tampaknya adalaah  bahwa jika anda siap untuk meninggalkan segalanya, maka anda akan bertahan hidup. Yang paling mengagetkan adalah terdapat sejumlah pasangan yang berkelamin sama, dengan kata lain mereka melakukan hubungan seks sesama jenis (homoseksual). Ada pula pasangan-pasangan pria dan wanita yang masih remaja.  Hasil penggalian fosil juga menemukan sejumlah mayat yang terawetkan dengan raut muka yang masih utuh. Secara umum, raut-raut muka mereka menunjukkan ekspresi keterkejutan, seolah bencana yang terjadi datang secara tiba-tiba dalam sekejab.
Aspek ini menunjukkan bahwa penghancuran Pompeii mirip dengan peristiwa-peristiwa azab yang dikisahkan dalam Alqur’an maupun akibat, tentang penghancuran peradaban kaum Nabi Luth/loth yaitu kaum sodom dan gomoroh. Masyarakat sodom adalah masyarakat yang rendah tingkat moralny, rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. KEMAKSIATAN dan KEMUNGKARAN merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas  dan budaya hidup mereka adalah perbuatan homoseks di kLngan lelakinya, dan lesbian di kalangan wanitanya, sehingga kota tersebut dihukum oleh tuhan.
          Kisah kota sodom dan gomoroh serta kota pompeii dapat kita jadikan pelajaran sebagai kisah kehidupan kita sehari-hari.semoga kisah kota-kota tersebut dapat kita jadikan panutan dalam hidup kita, agar lebih dekat dengan sang Pencipta. Seperti yang dikatakan bahwa penduduk kota Pompeii hidup seolah-olah tiap hari adalah hari terakhir mereka hidup, tapi bukan berarti kita harus hidup  seperti mereka yang tidak mengenal moral dan sopon santun.

Daftar Pustaka : Intai, edisi 45 8/2010


1 komentar:

  1. sejarah kota ini bisa menjadi pelajaran buat kita. supaya kita bisa menjadi manusia yang lebih baik dan supaya menjadi manusia yang selalu berada di jalan yang benar,,

    BalasHapus